Sekilas tentang keluarga kita (ECUINSA)
ECUINSA adalah sebuah komunitas yang awalnya terdiri
dari mahasiswa AG. 1 BSI Angkatan 2008,
fakultas Adab UIN Alauddin Makassar. Komunitas ini pada awalnya adalah sebuah
komunitas yang hanya sebagai tempat berkumpul dan membicarakan tentang sesuatu
yang tidak penting (gossip dan acara bakwan). ECUINSA yang berarti English
Community of UIN Sultan Alauddin awalnya ditulis dengan ejaan EcUIN-SA lahir
pada tanggal 19 November 2008. Komunitas ini terus mengikat para anggotanya
dengan rasa persaudaraan yang erat sehingga tercipta sebuah ikatan yang
akhirnya mengikat seperti sebuah ikatan keluarga. Dalam perkembangan komunitas
yang tak terhitung keberadaannya oleh komunitas besar ini muncul sebuah
keinginan untuk menjadikannya sebagai kelompok belajar (club meeting). Hal tersebut
juga tak terlepas dari latar belakang para angotanya sebagai mahasiswa BSI yang
dituntut untuk mampu berbahasa inggris. Serta para anggotanya yang mulai dewasa
memikirkan tentang sesuatu yang lebih positif untuk dilakukan dari pada hanya
sekedar berkumpul dan membicarakan sesuatu yang kurang penting. Berangkat dari
beberapa alasan tersebut maka EcUIN-SA membentuk diri sebagai club meeting
dengan nama EcUIN-SA Meeting Club atau disingkat EMC dengan lambang segitiga
yang berwarna hitam pada tanggal 28 Februari 2009 bertempat digedung X UIN dan
IAIN Alauddin makassar (gedung X bersama Y dan F adalah dua
gedung peninggalan IAIN) dan secara langsung memproklamirkan diri sebagai
sebuah club meeting dibawah naungan HMJ BSI dan Fak. Adab dan Humaniora, hal
tersebut dapat terlihat dari sumbangsi EMC dalam mempromosikan BSI
didaerah-daerah dan kegiatan-kegiatan EMC yang selalu diketahui oleh pihak
Fakultas.
EMC pada masa berdirinya adalah club meeting yang
miskin akan karya dan ilmu. Ditambah lagi belum adanya senior yang dapat
membantu kami dalam mengisi kepala dengan bahasa inggris. Tapi bukan berarti
EMC miskin kreativitas, karena belum adanya anggota yang mempunyai kemampuan
bahasa yang cukup menonjol, maka para anggota EMC bertugas untuk menjadi tutor
secara bergilir dua kali dalam seminggu. Pertemuan setiap dua kali dalam
seminggu tersebut paling tidak memupuk kebersamaan dan menambah sedikit ilmun
pengetahuan. Merasa tidak cukup dengan system yang telah diterapkan, EMC
kembali bergerak untuk menghadirkan senior ataupun dosen BSI untuk memberikan
siraman pengetahuan baik itu dari disiplin ilmu Bahasa Inggris maupun ilmu
umum, tercatat diantaranya kanda Ana Rosida S.S (dosen BSI materi pemantapan
English camp. Alla’) dan kanda Afdal S.Hum (senior angk. 2003 BSI materi
kerangka berfikir ilmiah).
EMC yang berumur jagung itu (kurang lebih 2 bulan)
telah memberanikan diri untuk melebarkan sayap dengan melaksakan kegiatan
English Camp. diluar daerah, tepatnya di SMPN 1 Alla’. Kegitan ini adalah
kegiatan pertama komunitas muda ini selain, meeting dan acara bakwannya. Niat
dan keinginan yang besar telah menjadi pondasi yang kuat untuk melaksanakan
kegiatan tersebut. Disinilah EMC bekerja keras dan menunjukkan kesungguhannya
untuk menjadi sebuah media yang berpartisipasi menyumbangkan ilmu kepada
generasi penerus bangsa melalui bahasa. Kesungguhan itu ditunjukkan dalam
berbagai hal selama masa persiapan dan pencarian dana. Pencarian dana adalah
yang paling menantang, berbagai cara telah dilakukan, mulai dari ngamen dilampu
merah, menjaul baju bekas di Anjungan yang dikumpul dari teman-teman,
mengumpulkan kertas dan Koran untuk ditimbang, menjual kripik pisang dikampus
(tekor), dan pengajuan proposal pada dosen, jurusan, fakultas serta rektorat. Semua
usaha itu tak semudah membalikkan telapak tangan tapi kami dapat melaluinya
dengan rasa persaudaraan dan rasa cinta terhadap EMC. Dalam masa persiapan
English Camp yang pertama ini semua anggota berusaha untuk turut serta ke
Enrekang. Rapat yang dilaksanakan oleh Panitia Pelaksana (organizing committee
atau OC ) yang diketuai oleh Agus Salim hampir tiap hari dilaksanakan, sampai
pada akhirnya pada H -2 dalam rapat terdapat sebuah masalah sehingga salah
seorang mengatakan “kita terlalu nekad malaksanakan kegiatan besar ini
sedangkan EMC belum cukup dua bulan” (kalau tidak salah dia adalah A.
Sasmiladewi R). tapi dengan tekad dan niat yang kuat kami tetap berjuang dan
melaksanakan persiapan English Camp, sampai pada akhirnya tibalah saatnya bapak
pembantu dekan bidang kemahasiswaan (ayahanda Pak Dahlan) melepas pasukan EMC
dengar PDH warna hitamnya digedung X ba’da Jumat.
Bis Rajawali Toraja menembus malam dan melintasi
lima kabupaten menuju Enrekang dengan membawa anak bawang EMC beserta ilmunya.
Peluru yang dipersiapkan dimakassar tiba saatnya untuk dipakai, persiapan yang
dengan kerja keras dan penuh perjuangan itu pun menuai hasilnya. English Camp
pertama berjalan lancar dan ditutup dengan tangisan dari para siswa dan guru
pada saat closing ceremony. Setelah kegiatan itu selesai rasa kekeluargaan
menyelimuti semua anggota EMC.
Semangat yang bagaikan api pelita terus saja
bergelora dan membakar semangat juang kawan-kawan EMC untuk terus berkarya.
Hingga timbul sebuah ide untuk menjadikan EMC sebagai sebuah organisasi.
Pendapat itu mendapat sedikit protes dari kawan-kawan EMC, tapi dengan musyawarah
yang terus dilakukan termasuk pada saat pembubaran panitia engliah camp Alla’
dikediaman Purnamasari maka teman-teman sepakat untuk membicarakan beberapa
hal. Pada saat itu diputuskan tentang VISI, MISI, Motto serta mempatenkan
pengurus EMC 2009-2010 yang pada
akhirnya menghasilkan:
MOTTO
“Togetherness is
the biggest power, English is our spirit”
Sekretariat : jl.
Mamoa ria no 4a. telp. Hp: 0852 4264 4990
Visi
“membentuk pribadi yang cerdas spiritual dan
intelektual”
Misi
1.
Meningkatkan
ketaqwaan kepada tuhan yang maha esa
2.
Meningkatkan
intensitas belajar sebagai civitas akademik
3.
Merealisasikan
amal yang ilmiah dan ilmu yang amaliah
4.
Menciptakan
dan menjaga kebersamaan sesama angggota
Ketua: Delukman
A. Wakil ketua: Agus salim.
Sekertaris: Asma irawati. Wakil sekertaris:
A.kartini mirsah.
Bendahara: Astir sulistiawaty. Wakil bendahara:
Rahamayani rahakbaw
Bidang minat dan bakat. Kord.: Dedi, Rudi
stira, Rusmiati, Sugianto
Bidang dana Kord.: Sofyan arfandi, Faizah, Nikmawati, Rahmatia
Bidang humas Kord.: Agussetiawan syahir. Cahaya idar.
Asmiati. Hardianti yahya, Nurhidayat
Bidang penalaran dan keilmuan Kord.: Purnamasari.
Andi sasmila dewi. Farida inayah.
Darmawati
Bidang kerohanian. Kord. : Kurniawati nur.
Fatmawati rumayomi. Mahmuddin . Irma ningsih ridwan
Berdasarkan pada pembuatan pondasi EMC itu, juga
diadakan RAKER sebagai target kegiatan dan juga pembuatan AD,ART yang pada saat
itu dibacakan dan dibahas diruangan LT Fak. Adab dan humaniora, pada saat itu
juga disetujui bahwa EMC tidak lagi dibawah naungan HMJ BSI maupun Fakultas
Adab dengan alasan bahwa EMC ingin lebih mandiri. Hal itu juga merupakan
sumbangsi teman-teman EMC yang telah menyadari bahwa EMC penting untuk menjadi
sebuah organisasi yang pada saat itu telah banyak berkecimpung didunia
organisasi intra maupun ekstra seperti HMJ BSI, Teo kon dow, Tapak Suci,
Washilah, MAPALASTA, HMI, IMM, TIPALAYO Community, GEMPITA, HIPERMAJU, HIPMA
Bone, HPMM, Assa’diyah, dan sebagainya. TAK ADA PERBEDAAN YANG KAMI BAWA YANG
ADA ADALAH RASA PERSAUDARAAN DAN CINTA PADA EMC. WARNA KULIT, SUKU DAN
ORGANISASI BUKANLAH PEMBEDA TAPI MENJADI KEKUATAN YANG BESAR.
Tantangan untuk maju belum berhenti sampai disitu,
dalam EMC kembali perpecahan pendapat antara pihak yang ingin merekrut new bee
dan tidak. Segala masalah yang terjadi dalam EMC selalu didiskuskusikan secara
kekeluargaan. Ada beberapa alasan membuat kawan-kawan EMC yang lain tak mau
menerima anggota baru yakni dengan alasan bahwa EMC belum matang secara
keilmuan maupun management organisasi. Pendapat itupun diterima dan untuk
menghargainya maka pada tahun 2009 EMC tidak mengadakan regenerasi. Pada periode
itu EMC tidak berdiam diri, tetapi memanfaatkan periode itu untuk mengisi EMC
dengan kematangan secara organisasi maupun keilmuannya.
2010 pun datang dengan cepat EMC terus saja berdiri
sebagai sebuah organisasi yang bergerak dalam Bahasa Inggris, tapi dalam
perkembangan sosialisai yang lambat. Sehingga EMC belum terlalu dapat berbicara
banyak. Tahun 2010 polemik untuk menerima new bee kembali terjadi dan perbedaan
pendapat itu belum dapat disatukan. Hal tersebut menjadi topic dalam setiap
rapat EMC, dan pada akhirnya pengurus presidium EMC periode 2009-2010 tetap
memutuskan mengadakan regenerasi dengan konsekuensi bahwa tidak semua pengurus
menyetujui keputusan tersebut. Hal tersebut berimbas pada kurangnya pergerakan
para pengurus, hingga EMC gagal dalam regenerasi pertamanya. Tahun 2010 terus
saja menimbulkan masalah, setelah gagalnya regenerasi maka muncul masalah baru.
Ketua saat itu Delukman A (periode 2009-2010) berniat mencalonkan diri sebagai
ketua Himpunan Mahasiswa Jurusan Bahasa dan Sastra Inggris periode 2010-2011
dan salah satu persyaratannya adalah seorang calon ketua HMJ BSI tidak sedang
merangkap jabatan diorganisasi lain. Meskipun EMC belum mengatur rangkap
jabatan dan dapat menerima apabila nantinya terjadi rangkap jabatan, tapi demi
sebuah nilai penghargaan dan menghormati HMJ dan EMC maka jabatan itupun harus
di PJS kan (Pelimpahan Jabatan Sementara). Bersamaan pemberian surat PJS kepada
wakil ketua Agus Salim, pada saat itu juga digelar rapat diruangan fakultas
Adab lantai III tentang nasib EMC. Dan sesuatu yang tidak disangka, masalah itu
mencapai klimaksnya, dalam rapat tersebut muncullah pembahasan untuk
membubarkan EMC. Rapat tersebut berlangsung tegang dan menguras air mata,
mengingat perjuangan yang telah dilalui selama
membangun EMC sangatlah berat. Namun sekali lagi dengan rasa kepemilikan
EMC yang besar serta rasa kebersamaan yang tinggi klimaks itu menemui falling
actionnya. Sebuah keputusan yang besar dibuat untuk tetap bersama membangun EMC
menjadi sebuah organisasi yang dapat memberi sumbangsi kepada para mahasiswa
yang ingin bergabung bersama EMC dalam bingkai kebersamaan dalam bidang Bahasa
Inggris. Pada rapat itupun ditutup dengan keputusan bahwa MUBES (Musysawarah
Besar) harus dilaksanakan secepatnya.
MUBES I dilaksanakan di Takalar di kediaman Farida
Inayah. Di MUBES pertama itu muncullah beberapa kandidat sebut saja Dedi,
A.Kartini Mirsah, Agussetiwan Syahir, Sofyan Arfandi, Kurniawati Nur, dan Agus
Salim. System demokrasi pertama dalam EMC melahirkan pemimpin baru Agus Salim
untuk periode 2010-2011. Pada tahun yang sama mantan ketua EMC berhasil
menduduki kursi ketua umum HMJ BSI periode 2010-2011 yaitu Delukman. A di BSI
(Bahasa dan Sastra Inggris) dan anggota EMC Laode Rusadi sebagai ketua umum di
Ilmu Perpustakaan atau IP. Pada periode ini EMC dengan program English Campnya
berhasil menyebrang ketanah sebrang, kabupaten Selayar untuk mengadakan English
Camp di SMP N 1 Benteng. English Camp Alla’ menjadi pengalaman untuk
melaksanakan English Camp Benteng yang kepanitiaannya diketuai oleh Sofyan
Arfandi. Perjalanan yang lumayan panjang dan melelahkan itu terbayar lunas saat
tiba dilokasi dan menikamati keindahan Bira dan Pulau Selayar, meskipun saat
itu sempat tertinggal kapal Veri tapi itu bukanlah masalah untuk pasukan EMC.
Sebelum rencana English Camp Selayar, EMC sempat melakukan diskusi dengan pihak
SMP N 1 Binamu Kab. Jeneponto, tetapi pada saat itu terjadi masalah antara
sesama pihak sekolah dan untuk menghindarkan diri dari masalah itu EMC tidak
melanjutkan lagi pembicaraan dengan pihak sekolah.
Tahun 2010 yang penuh dengan polemik itu ternyata
menjadi sebuah pondasi yang kokoh. Luke’ ketua HJM BSI yang juga mantan ketua
EMC memberikan ruang seluas-luasnya pada EMC untuk mensosialisasikan dirinya
sebagai sebuah lembaga yang siap berpartispasi dalam pengembangkan minat dan
bakat bahasa Inggris mahasiswa BSI. Akhirnya tamu yang lama ditunggu datang
juga First Generation datang, EMC menyambut para pejuang yang nantinya akan
meneruskan tongkat stapet EMC. New bee yang tadi sebagai tamu lambat laun
menjadi anggota keluarga dan merasakan kehangatan kebersamaan. Mereka bunga
muda yang dapat bertahan dari terpaan angin mampu bertahan dan akhirnya mekar. Milad
(kini Anniversary) ke III EMC diadakan di secretariat EMC pada tanggal 19
November 2011, dijalan traktor IV No. 17. English Camp ketiga pun kembali
dilaksanakan dikab. Enrekang yakni di SMA N 1 Curio. English camp Curio
diamanahkan pada mereka 1st generation dan Bustamil Rasyid sebagai
ketua panitianya. Kedua English Camp sebelumnya masing-masing mempunyai cerita
yang berbeda dan English Camp Curio pun mempunyai ceritanya tersendiri. Hawa
horror menyelimuti English Camp Curio hingga terdapat 16 orang kesurupan
termasuk dari EMC sendiri.
Periode 2010-2011 adalah masa kebangkitan EMC dengan
beberapa keberhasilan diantaranya regenerasi dan English Camp yang berlangsung
2 kali dalam satu periode kepengurusan yang diketuai Agus Salim. Setelah selesainya
English Camp Curio, maka periode kepengurusan 2010-2011 pun ditutup dan tibalah
saatnya untuk menentukan nasib EMC satu periode kedepannya pada MUBES II yang
dilaksakan di Jl. Suka Ria (kediaman Rahmayani Rahakbaw). Dalam MUBES ke- II
yang berlangsung selama 16 jam (dari jam 11 siang sampai jam 3 subuh)
menghasilkan beberapa keputusan penting yakni terpilihnya Abd. Najib T. sebagai
ketua (sekarang president) secara aklamsi yang sebelumnya memunculkan beberapa
nama seperti Bustamil Rasyid, Lia Wahdania hingga Nurhalidasia, dibentuknya MPO
(Majelis Penasehat Organisasi) dan yang terpilih pada saat itu adalah Agus
Salim, Rahmayani R. Sofyan Arfandi, Rusmiati dan Delukman. A, perubahan nama
dari EMC menjadi ECUINSA (maka tanggal yang dipakai pada berdirinya ECUINSA
yaitu 19 Nov. bukan 28 Feb. karena itu adalah terbentuknya EMC dan ejaannya
bukan EcUIN-SA), perubahan logo, serta pergantian nama ketua ke president.
Beberapa diantara perubahan itu disahkan pada RAKER (Rapat Kerja) yang
berlangsung diTanjung Bayang beserta
dengan pelantikan pengurus ECUINSA yang baru.
Setelah stapet kepengurusan berpindah ketangan
pengurus baru maka amanah atas nama ECUINSA dipindahkan ketangan mereka, tetapi
masih dalam pengawasan para senior ECUINSA dikarenakan mereka yang baru ini
belum terlalu matang untuk menjadi pengurus diusia mereka yang sangat muda
dibangku universitas. ECUINSA pun berjalan atas kendali pengurus baru tersebut.
Bergabungnya keluarga baru dari angkatan 2012 membuat ECUINSA diperhitungkan
dari sisi kwantitasnya. Tetapi dalam perjalanannya muncul konflik antara president dengan anggotanya. Anggota
ECUINSA memunculkan mosi tidak percaya kepada president, sehingga memaksa OAB
(Organization Advisory Board) turun tangan. OAB yang menjunjung tinggi nilai
kebersamaan dan rasa kekeluargaan memberikan kesempatan kepada president untuk
memperbaiki systemnya, pada kesempatan pertama ini tak ada perubahan hingga
muncul peringatan pertama dan kedua serta sempat pula OAB meminta keterangan secara
jelas didepan forum pada rapat formal dilantai III fak. Adab yang didengarkan
langsung oleh para OAB, pioneer dan anggota ECUINSA. Pengurus yang dimintai
keterangannya tersebut adalah President Najib, Vice President Tamil, Sekertaris
Nunu dan Bendahara Wahda. Kesempatan pun kembali diberikan, namun pada akhirnya
hasilnya sama tidak ada yang berubah. OAB pun melaksanakan rapat tertutup untuk
menyelamatkan organisasi dan langkah yang terpaksa diambil adalah mengeluarkan
surat keputusan perihal pemberhentian tugas President (No:
01/SK/E/OAB/ECUINSA/VII/2012) dan posisi president ECUINSA diambil alih oleh
OAB. OAB kemudian dengan rutin mengadakan rapat kembali dan merancang program
kerja bersama pengurus yang tersisa. ECUINSA mampu bangkit dari masa transisi dengan
mengadakan beberapa kegiatan seperti Anniversary IVsekaligus peresmian lambang
baru ECUINSA(dulu Milad), Test TOEFL Prediction dan English Camp Malino.
English Camp Malino yang diketuai oleh Lia Wahdania adalah sebuah event untuk
memperkenalkan program wajib ini kepada second generation. Meskipun ada sedikit
masalah dikepengurusan ECUINSA pada periode ini, tapi secara keseluruhan mereka
berhasil melaksanakan kegiatan dengan baik.
Periode 2012-2013 pun datang. Dengan pertimbangan
bahwa untuk mengisi kursi president, maka MUBES ke- III dipercepat. MUBES ke-
III yang dilaksanakan di BTN Minasa Upa itu memunculkan dua nama yang siap
berkompetisi yaitu Lia Wahdania dan Bustamil Rasyid yang akhirnya melahirkan
Bustamil Rasyid sebagai president baru ECUINSA periode 2012-2013. Pada periode
yang sama salah satu anggota ECUINSA 1st generation memenangkan
PEMILMA HMJ BSI yaitu Haerul Hamka. MUBES yang diikuti oleh RAKER kembali
menghadirkan perubahan demi suatu perbaikan organisasi,
seperti perubahan English Camp jadi English on Journey (EoJ) dan peragantian
nama kelas besar menjadi general class atau main class. Dan kami menunggu
pengurus ECUINSA periode 2012-2013 apa yang bisa digoreskan dalam lembaran
sejarah ECUINSA demi tercapainya Visi kita “membentuk
pribadi yang cerdas spiritual dan intelektual” dalam bingkai motto “Togetherness is the biggest power,
English is our spirit”. IKHLASKAN BAKTIMU UNTUK ECUINSA.